Siswa (i) Alumni Manja 2010 pada saat perpisahan, yang akan segera pergi melangkah jauh dan meninggalkan sejumlah kenangan yang pernah diukir sejak pertama kali melangkahkan kaki di pintu gerbang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jeuram. Masa-masa dimana kami semua selalu bercanda gurau dengan teman-teman lain. Bahkan kami para pelajar sering sekali di kelilinggi oleh beberapa prinsip-prinsip dasar dari pelajar, yaitu hobinya selalu menyontek, jalan-jalan, ngumpul-ngumpul. Surganya selalu pas liburan, kerjaan hanya selalu senang-senang dengan yang lain sedangkan nerakanya pas saat ulangan dan ujian. Bahagianya selalu pas lagi pacaran, film kesukaan itu selalu cinta-cintaan. Tidak sekolah ya… Nongkrong, tidak ada guru ke kantin, kerjaanya online selalu tetapi paling anti sama guru killer.
Semua kenangan yang ada di MAN terekam di dalam benak masing-masing siswa itu sendiri. Hidup memang selalu menuju kedepan kita tidak bisa kembali pada masa itu lagi. Tapi walaupun banyak sekali peristiwa yang menyenangkan yang seakan-akan ingin kembali pada masa itu tapi ada juga satu peristiwa yang tidak ingin kembali pada masa itu lagi, seperti pada saat perperangan UAN (ujian akhir nasioal). Dimana siswa selalu khawatir akan kekalahan dari perperangan ini bahkan banyak siswa yang stres dalam menghadapi masalah ini. Dan lebih parah lagi bila mengalami kekalahan dari perang ini, siswa bisa saja bunuh diri, gila, dan bahkan masa depan siswa menjadi tidak jelas. Padahal sangat banyak orang yang tidak sekolah atau pun putus sekolah, mereka tetap bisa sukses bahkan bisa melebihi orang yang dari sekolah. Jadi UAN bukanlah suatu kadar yang dapat menentukan sukses atau tidak sukses seseorang.
Selain itu juga banyak lagi yang lain, apalagi banyak kegiatan yang sangat mengasyikkan seperti buka puasa bersama-sama pada saat bulan ramadhan, berkreasi, dan masih banyak lainnya. Dan itu semua memang tersimpan dalam diri kami dan kami tidak bisa membuangnnya. Sekarang kami semua harus melangkah jauh untuk menentukan masa depan kami sendiri dan kami pun mulai melangkah jauh untuk meninggalkan MAN, ini buka berarti kami melupakan MAN tapi melanjutkan dalam mencari ilmu dan MAN selalu dihati kami, terus kami bawa nama MAN sejauh kami melangkah. Di MAN-lah kami mendapatkan bekar untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.